Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kali ini saya ingin menceritakan sedikit pengalaman saya saat mendaki gunung . Baru dua kali saya menjalani kegiatan ini dan sama seperti yang lain, saya ketagihan hahahaha. Lelah itu pasti, tapi semuanya terbayarkan saat kita sampai dipuncak.
Gunung Gede Pangrango, gunung kedua yang saya daki setelah Gunung Papandayan. Masih di daerah Jawa Barat, namun kali ini letakrnya lebih dekat dari Jakarta. Gede Pangrango terletak di Cibodas , Jawa Barat sedangkan Gunung Papandayan terletak di Garut.
Gede Pangrango sendiri sudah termasuk Taman Nasional. Dengan luas 21.975 hektare dan ditutupi oleh hutan hujan tropis membuat gunung ini memiliki potensi alam yang sangat banyak. Mulai dari anggrek hutan sampai bunga legendaris edelweiss yang tentunya tidak boleh dipetik, demi kelestarian alam itu sendiri. Tidak hanya kaya akan fauna, satwa liar disana juga sangat banyak. Dari burung, kijang hingga macan tutul dan sigung.
Saya memulai persiapan kira-kira H-7 sebelum pendakian. Dimulai dari pendaftaran simaksi untuk pendakian, peralatan seperti Tas Carrier, senter, pakaian ganti, makanan, uang dan tentu saja kondisi fisik . Ketika hari H dan semua kebutuhan selama pendakian siap, saya meminta izin dari orang tua.
Saat pendakian saya tidak sendiri. Mahasiswa satu jurusan dengan saya juga ada yang ikut. Ada juga yang sudah kerja serta beberapa mahasiswa dari Universitas lain. Saat itu jumlah kami 7 orang. Akan tetapi, saya berangkat hanya empat orang dari Jakarta, sisanya berangkat dari Bogor karena lokasi mereka lebih dekat dari Gunung Gede Pangrango.
Menaiki bis jurusan Cianjur Puncak dengan biaya sekitar Rp.20.000/orang dan perjalan sekitar 2 jam dari Jakarta akhirnya saya sampai di AlfaMart Cimacan. Dari Alfamart Cimacan, naik angkot sampai cibodas kira-kira Rp.15.000/orang. Sampai di Cibodas kami istirahat sejenak sambil mengganti pakaian serta sepatu untuk mendaki. Pendaftaran simaksi sendiri dikenakan biaya Rp.35.000/orang.
Kami memulai pendakian pukul 3 pagi. 2,5 jam perjalanan akhirnya sampai di Panyangcangan. Disini ada puluhan pendaki yang juga sedang beristirahat. Jika ingin ke Curug (air terjun) Cibeureum, dari Panyacangan tinggal jalan ke arah kanan. Setelah istirahat dan ngobrol sejenak, kami melanjutkan perjalanan.
Dari Panyacangan ke Pos selanjutnya membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam. Pos selanjutnya adalah tempat pemandian air panas. Kami sampai di pos sekitar pukul 10 pagi. Sebenarnya cukup menantang juga ketika di pos pemandian air panas. Gimana gak menantang, kita disuruh melewati jalan berbatu yang di aliri air panas langsung dari gunung yang lebar jalannya sekitar 3 meter dan di sebelah kanan itu jurang. Belum lagi banyaknya pendaki yang juga ingin lewat.
Setelah pos pemandian air panas lalu jalan sekitar 20 menit kita sampai di pos Kandang Batu. Disini banyak pendaki yang mendirikan tenda. Tidak ketinggalan, turis asing juga ada yang sedang asik nyeruput kopi hangat hahaha. Disini kami beristirahat dan sarapan pagi. Setelah selesai makan dan istirahat kami melanjutkan perjalanan.
2,5 jam perjalanan dari Kandang Batu akhirnya sampai di Pos Kandang Badak. Disini sudah ada puluhan tenda dan ratusan pendaki yang sudah mendirikan tenda untuk menginap. Kelompok kami saja sampai susah mencari tempat untuk mendirikan tenda. Saat di Pos Kandang Badak kira-kira pukul 1 siang. Setelah mendirikan tenda, kami membagi tugas. Ada yang mengambil air untuk kebutuhan minum dan masak, ada yang merapihkan isi tenda dan tas.
Malam harinya kami masak makan malam dan minum kopi sambil ngobrol-ngobrol di depan tenda. Pukul 20.30 istirahat karena esok paginya kami berencana melihat sunrise di puncak Gunung Gede.
Pagi hari pukul 4 pagi kami bersiap karena perjalanan ke puncak butuh waktu sekitar 1,5-2 jam. Sebelum sampai di puncak, kami melewati satu tanjakan yang biasa disebut ‘tanjakan setan’ hahaha. Rute untuk ke puncak cukup menguras tenaga karena jalannya tebing batu. Tapi semua lelah terbayarkan setelah sampai di puncak.
Di puncak sendiri sudah penuh oleh para pendaki. Puluhan bahkan mungkin ratusan orang ada di puncak. Mau ngambil foto aja sampai gantian hahahaha. Sebenarnya kami ingin ke Alun-alun Surya Kencana. Surya Kencana adalah padang rumput luas yang biasanya juga di pakai nge-camp oleh para pendaki. Tapi karena waktu yang terbatas, niat pun kami batalkan.
Setelah foto-foto, kami turun dari puncak untuk membereskan tenda bersiap untuk pulang. Dari puncak Gede sampai Kandang badak kira-kira 40 menit. Setelah makan dan membereskan tenda serta perlengkapan kami turun dari Kandang Badak. Pukul 12 siang kami mulai perjalanan turun tentunya dengan membawa kantung sampah sisa makanan dan sampah-sampah yang ada disekitar tenda serta dijalan selama kami turun. Sekitar pukul 17.30 kami sudah sampai di tempat simaksi untuk laporan.
Pengalaman yang tidak terlupakan. Kebersamaan, pemandangan alam yang indah, semuanya merupakan pengalaman yang sangat menyenagkan. Disini saya sadari, mendaki gunung bukan hanya sekedar gaya, bukan hanya ingin keren, tapi disini kita diajarkan bagaimana cara menghargai alam. Mensyukuri semua nikmat yang Allah berikan kepada kita. Menyadari siapa hakikat kita sebenarnya. Kita tidak ada apa-apanya dibandingkan kuasa Allah dan segala ciptaan-Nya.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pendaki yang lain, disini saya juga memasukkan beberapa foto sebagai dokumentasi. Bukan ajang pamer, hanya ingin membagi sedikit pengalaman. Tentunya masih banyak pendaki-pendaki yang lain yang lebih senior dan lebih banyak pengalaman nya dari kami semua. #SalamLestari dan #Salam Satu Cangkir J.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar