Jumat, 09 Mei 2014

Keutamaan Memaafkan Kesalahan Seseorang



Dalam kehidupan sehari-hari, baik disengaja maupun tidak setiap manusia banyak berbuat salah. Jika memiliki kesalahan pasti kita ingin dimaafkan. Makna memaafkan adalah kita mempunyai hak untuk membalas terhadap orang lain yang menzhalimi dirimu tetapi kita melepaskan hak kita itu, tidak menuntut balasan ataupun denda kepada yang berbuat salah. Orang bijak berkata bahwa implementasi dari memaafkan itu adalah kita senantiasa, terus menerus mengkosongkan hati kita dari semua kesalahan orang lain. Ini sebenarnya mudah dilakukan jika kita menyadari dan juga sangat mengharapkan maaf dan ridha-Nya.
            Imam Raghib Ashbahani berkata, “ Suka memaafkan adalah bagian dari sikap santun. Orang yang santun adalah ketika di dzalimi dia bersikap santun dan ketika dia mampu membalasnya dia malah memaafkannya”.
            Keutamaan memafkan diantaranya :

  • Seseorang yang suka memberi maaf akan senantiasa memperoleh ampunan Allah SWT. Inilah puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan. Seperti yang tercantum dalam QS. An Nur ayat 22, “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang”.
  • Memaafkan adalah perbuatan mulia. Pada dasarnya semua ingin menjadi manusia yang mulia. Untuk mendapatkannya, manusia rela mengorbankan harta dan tenaga. Terkadang dengan cara yang tercela. Sungguh dalam syari’at Islam sangatlah banyak jalan untuk mendapatkan kemuliaan. Salah satunya adalah dengan senantiasa memaafkan kesalahan orang lain. Seperti dalam firman Allah SWT dalam Surat Asy Syuura ayat 43, “Dan barangsiapa yang bersabar dan memaafkan sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan mulia”. Rasullullah bersabda, “Wama zadallahu ‘abdan bi’afwin illa ‘izza. Wama tawadha’a ahadun lillahi illa ra’ahullulah”. Allah tidak akan menambah untuk seorang hamba karena maafnya (suka memaafkan) kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang merendahkan hatinya kecuali Allah akan meninggikan (derajat)nya (HR. Muslim).

Satu hal yang kiranya perlu kita pahami adalah bahwa bersabar dan menjadi pemaaf tidaklah sesuatu yang mudah. Sungguh berat dihati. Betapa tidak karena seseorang yang didzhalimi orang lain, kecenderungannya adalah membalas, bahkan kalau perlu dengan balasan yang lebih. Tapi bagi orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT tentu tidaklah merupakan suatu yang sulit baginya untuk memaafkan orang lain yang telah berbuat buruk kepadanya.
 Kita memohon semoga Allah SWT akan selalu membukakan hati kita untuk melazimkan sifat pemaaf dan kita memohon pula agar dosa-dosa kita diampuni-Nya. Wallahu a’lam

Sumber : Buletin Da’wah, Dewan Dakwah Islamiyah No. 18 Tahun XLI, 2 Rajab 1435 H (2  Mei 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar