A. TEORI DAN
ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
“melakukan dlam kerja” dengan praktek seperti pemagangan pada seorang seniman
ahli, pengrajin atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari perannya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung
mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai
sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan
kedepan, daya persuasi dan intensitas. Barangkali pandangan seperti imi telah
menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat lebih
dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimpin (leader). Bagaimana
menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sbuah buku. Guru
manajemen terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat :
“pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasarkan misi
organisasi, mendifinisikannya dan menegakkannya secara jelas dan nyata”.
Ada beberapa jenis kepemimpinan,
diantaranya adalah :
- Kepemimpinan Karismatik : Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
- Kepemimpinan Transformasional : Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan. Terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individual consideration. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. Konsep kepemimpinan transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan watak (trait), gaya (style) dan kontingensi, dan juga konsep kepemimpinan transformasional menggabungkan dan menyempurnakan konsep-konsep terdahulu yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosiologi (seperti misalnya Weber 1947) dan ahli-ahli politik (seperti misalnya Burns 1978).
Tipologi kepemimpinan merupakan
tipe-tipe kepemimpinan lain yang ada disekitar kita, berikut adalah tipe
kepemimpinan menurut (Siagian,1997) :
·
Tipe
Otokratis
·
Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
·
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
·
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
·
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat .
·
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
· Dalam
menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
·
Tipe
Demokratis
· Tidak
berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang harus dihormati dan
sebagainya.
·
Menyingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi bawahannya.
·
Senang menerima saran dan kritik.
·
Mengedepankan kerjasama atau teamwork.
· Memberikan kebebasan bawahannya untuk melakukan
kesalahan dan kesempatan untuk bawahannya memperbaiki kesalahannya tersebut
dengan kebijakan tertentu.
·
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
·
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
·
Tipe
Militeris
·
Menggunakan perintah dalam menggerakan bawahannya.
·
Senang menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah.
·
Menuntut displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.
·
Sukar menerima kritikan.
·
Menggemari upacara untuk berbagai keadaan.
·
Tipe
Paternalistis
·
Menganggap bawahannya tidak dewasa.
·
Bersikap terlalu melindungi.
· Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil inisiatif dan mengembangkan kreasinya.
·
Sering bersikap sok tahu yang berlebihan.
Dari kesemua tipe kepemimpinan di
atas hendaknya setiap pemimpin berusaha untuk menjadi pemimpin dengan tipe
demokratis, karena tipe kepemimpinan seperti inilah yang cocok untuk masa
modern seperti saat ini.
C.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
A. Faktor Kemampuan Personal
Pengertian
kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia
sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir
dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan
perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
B. Faktor Jabatan
Pengertian
jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat
dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi
satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama
mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh
yang berbeda.
C. Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian
situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi
tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang
karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota
organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
D.
IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Organisasi apapun yang berdiri,
tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi
(pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua
faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan
kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran
praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam
organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.
REFERENSI
:
http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_859.html
http://dian-ratnas.blogspot.com/2013/06/tipologi-kepemimpinan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-kepemimpinan-dalam.html
http://muhammadlutfi27-lutfi.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-kepemimpinan-dalam.html